Begini Cara Membedakan Vaksin Asli Dan Palsu

cara membedakan vaksin asli dan palsu
Ilustrasi vaksin


Kasus vaksin palsu - Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan terbongkarnya kasus vaksin palsu. Bermula dengan terbongkarnya praktik pembuatan vaksin palsu di Tangerang oleh Bareskrim Polri pada Juni 2016, masyarakat dibuat kuatir dengan kemungkinan penyebaran vaksin palsu tersebut telah menjangkau seluruh tanah air. Apalagi terungkap bahwa praktik komplotan pembuat vaksin palsu telah beroperasi sejak tahun 2003.

Menyikapi kasus vaksin palsu itu, salah satu produsen resmi vaksi Bio Farma menyampaikan pihaknya dalam melakukan produksi vaksin sesuai standar ketat WHO yang merupakan organisasi kesehatan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu, secara nasional, vaksin tersebut juga telah sesuai dengan standar yang ditetapkan Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM).

Menurut, Rahman, standar ketat tersebut membuat produk perusahaan asal Bandung itu terjaga otentik dan kualitasnya, sehingga orisinalitas produknya terjaga dan bereputasi global.

"Untuk distribusi vaksin dalam negeri, kami juga pastikan keamanan distribusi dengan pengiriman ke dinas kesehatan provinsi," katanya.

Sedangkan untuk swasta melalui distributor resmi yamg secara periodik dilakukan audit agar selalu terjamin kualitas dan keamanan produknya.

Dengan demikian, tidak akan ada kebocoran pengiriman yang kemudian bisa disalahgunakan para oknum. Selain itu Bio Farma juga rutin memberikan sosialisasi kepada user untuk dapat membedakan kemasan Vaksin yang Palsu dan asli.

Vaksin Asli Versus Palsu


Untuk mengetahui produk asli dan palsu, memang tidak mudah karena harus melalui uji laboratorium, namun ada beberapa petunjuk praktis yang bisa dijadikan pedoman oleh masyarakat.
Menurut Kepala Divisi Penjualan Dalam Negeri Drajat Alamsyah, secara kasat mata produk palsu dapat dibedakan dari bentuk kemasan yang lebih kasar, nomor batch yang tidak bisa terbaca jelas dan, rubber stoper (tutup vial) ada perbedaan warna dari produk asli.

"Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada apabila ada pihak-pihak yang menawarkan vaksin yang lebih murah dari harga distributor, atau tanda-tanda fisik yang mencurigakan," ujar Drajat.

Menurut dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dari RS Cipto Mangunkusumo dan pendiri Rumah Vaksin, agar tidak mudah tertipu, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk membedakan antara vaksin palsu dengan vaksin asli.

Kemasan Vaksin

Vaksin yang asli telah melalui proses pembuatan yang ketat bahkan melebihi obat sehingga dari kemasannya saja sudah khusus.

Ciri-ciri vaksin palsu yang harus diwaspadai antara lain terlihat kemasannya tidak rapi, agak belepotan, tutupnya beda, label juga nomor batchnya tidak terbaca dengan jelas.

Untuk vaksin produksi Bio Farma misalnya itu ada label VVM (vaccine vial monitor) yang susah pembuatannya.

Label pada vaksin itu bisa berubah warna kalau vaksin sudah terkena panas, karena vaksin seharusnya disimpan di tempat dingin. Vaksin asli ada label indikator itu sementara vaksin palsu belum tentu ada labelnya.

ciri-ciri vaksin palsu.
Perbedaan vaksin asli dan palsu (sumber : Detik.com)

Harga Murah

Selain dari kemasan, hal lainnya yang juga patut dicurigai adalah dari segi harga. Untuk bisa membuat vaksin diperlukan proses pengujian panjang dengan biaya yang tak sedikit sehingga berdampak pada harga jual yang relatif mahal.

Jika masyarakat menemukan produk vaksin yang dijual dengan harga jauh lebih rendah dari vaksin lainnya untuk penyakit yang sejenis, maka wajib diwaspada produk tersebut palsu.

Di pasaran harga vaksin palsu dijual lebih miring Rp 200 ribu-400 ribu dibandingkan harga vaksin asli yang mencapai Rp 900 ribu. Dari sini pembuat vaksin palsu bisa meraup keuntungan hingga mencapai ratusan juta per bulan.

Misalnya vaksin combo harga di distributor resminya 800 ribuan tapi ada yang menawarkan dengan harga 500 ribu, jelas ini meragukan.

Dampak Vaksin Palsu Terhadap Kesehatan


Tujuan imunisasi dengan pemberian vaksinasi adalah untuk mencegah penyakit berat pada anak. Vaksin merupakan bahan antigenik yang sangat bermanfaaat memperkuat sistem imun terhadap suatu penyakit. Vaksin dibuat dengan melemahkan virus atau bakteri, namun dalam bentuk yang tidak membahayakan tubuh, bahkan justru akan membantu tubuh membentuk antibodi yang membuat anak menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.

Namun bagaimana jika vaksin yang diberikan pada tubuh manusia ternyata palsu? Apa dampak atau efek negatifnya?

Menurut ahli vaksin, dr.Dirga Sakti Rambe Msc-VPCD, ada dua efek negatif pemberian vaksin palsu pada bayi. Yang pertama dampak keamanan vaksin palsu itu dan yang kedua dampak proteksi atau kekebalan, yakni bayi yang diberi vaksin palsu tentu tidak memiliki proteksi atau kekebalan.

Berkaitan dengan dampak keamanan vaksin palsu, tergantung dari larutan yang dicampurkan pembuat vaksin palsu. Tentu saja proses pembuatan vaksin palsu yang tidak steril dan tidak mengikuti prosedur sebagaimana pada pembuatan vaksin asli, vaksin yang dihasilkan bisa tercemar virus, bakteri, kuman dan sebagainya yang tidak baik bagi kesehatan.

Kemungkinan jangka pendek yang dapat terjadi akibat pemberian vaksin palsu adalah timbulnya infeksi, baik infeksi yang bersifat ringan maupun infeksi sistemik. Infeksi berat bisa berupa demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernafasan meningkat, leukosit meningkat, anak sulit makan minum hingga terjadinya penurunan kesadaran, jelas Dirga.

Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau seorang anak setelah imunisasi dalam waktu 2 minggu, tidak mengalami gejala infeksi, bisa dipastikan aman. Dalam arti si anak memang diimunisasi dengan vaksin vaksin asli.

Jika setelah divaksin si anak hanya mengalami demam saja, orangtua tidak perlu kuatir, karena beberapa vaksin memang bisa membuat anak demam. Dokter yang memvaksin biasanya akan memberitahukan hal tersebut.

Sedangkan dampak proteksi tujuan vaksinasi tidak tercapai, yaitu membentuk kekebalan tubuh sebelum seseorang jatuh sakit.

Misalnya, seorang anak mendapat vaksinasi Hepatitis B sebanyak 3 kali. Setelah dilakukan maka anak tersebut kebal bila kelak terpapar oleh virus Hepatitis B. Ia sudah kebal tanpa harus jatuh sakit.

Sementara anak yang tidak divaksinasi, harus sakit dulu baru dapat memiliki kekebalan. Bila ternyata anak ini mendapatkan vaksin yang palsu, tentu kekebalan itu tidak pernah ada.

Nah masyarakat memang harus mewaspadai adanya vaksin palsu. Jangan sampai orang menolak divaksin gara-gara ketakutan yang berlebihan. Dengan mengetahui ciri-ciri vaksin asli dan palsu diharapkan masyarakat lebih kritis dan peredaran vaksin palsu dapat diredam.

Posting Komentar untuk "Begini Cara Membedakan Vaksin Asli Dan Palsu"